Sejak dari lahir, anak keduaku
sudah didiagnosa oleh dokter memiliki kelainan di alat kelaminnya. Lubang
uretra (lubang kencing) tidak pada tempatnya. Yang seharusnya dalam keadaan
normal berada di ujung tengah, namun pada diri anakku berada di bawah alat
kelaminnya. Kondisi ini jika dalam istilah medis disebut Hipospadia. Kelainan
ini aku ketahui sesaat setelah anakku lahir.
Pada saat itu, dokter anak
menjelaskan jika kondisi anakku harus selalu dipantau. Kelainan hipospadia ini
juga diikuti oleh beberapa kondisi yang menyertai, seperti adanya tarikkan
kulit di pangkal alat kelamin. Saat itu disarankan untuk dilakukan pembedahan
atau operasi sebelum anak masuk sekolah dasar.
Selama ini, kondisi anak keduaku
yang mempunyai nama panggilan Barra, baik-baik saja. Alhamdulillah. Tidak ada
gangguan saat buang air kecil, tidak pernah mengalami fimosis atau infeksi
saluran kemih. Jadi dalam kurun waktu hampir 6 tahun, aku seperti terlena dan
tidak pernah memeriksakan kembali kondisi alat kelaminnya. Ditambah lagi
keadaanku sebagai orang tua tunggal hampir 2 tahun ini, sedikit mengabaikan
nasihat dokter untuk melakukan pembedahan sebelum masuk sekolah dasar.
Setelah anakku yang pertama
khitan pada bulan Juli yang lalu, aku sudah mempunyai gambaran bagaimana cara
perawatan paska khitan dan seperti mempunyai niat yang kuat untuk segera
melakukan repair hipospadia pada
Barra. Jika sudah ada niat, ingin dilaksanakan pada saat itu juga, karena
mengingat aku sudah menunda pemeriksaan selama bertahun-tahun.
Baca juga ;
Pada bulan Agustus aku melakukan
pemeriksaan awal ke dokter spesialis anak, saat itu juga dokter merujuk pada
spesialis bedah anak. Keesokkan harinya aku mendatangi dokter bedah anak di
Rumah Sakit Nasional Diponegoro, yang terletak di kawasan Universitas
Diponegoro (UNDIP) Semarang. Saat itu aku masih sebagai pasien umum, bukan
pengguna bpjs kesehatan. Dokter yang aku temui bernama dokter Agung Aji, Sp.BA
langsung menyarankan melakukan operasi karena memang itu satu-satunya cara
untuk memindahkan lubang uretra dan membuat saluran kencing yang baru. Operasi
kecil apa operasi besar? Dokter mengatakan operasi besar dan diperkirakan akan
rawat inap selama kurang lebih lima hari.
Operasi repair hipospadia ini
bisa dilakukan di rumah sakit yang aku datangi dan aku pilih dengan menggunakan
fasilitas BPJS Kesehatan. Alhamdulillah, aku mengucapkan syukur tak terhingga
karena dengan begitu biaya yang akan dikeluarkan masih bisa terjangkau. Saat
itu, ketiga anakku belum terdaftar dan belum memiliki kartu BPJS Kesehatan.
Tidak ingin menunda terlalu lama aku segera mengurus syarat administrasi untuk
pendaftaran BPJS Kesehatan untuk Arfa, Barra dan Caca.
Aku mendaftarkan anak-anak
sebagai peserta baru di kantor pusat BPJS Kesehatan di jalan Sultan Agung
Semarang dengan membawa berkas berupa kartu keluarga dan akta kelahiran baik
fotocopi maupun asli. Ya, hanya itu saja yang dibutuhkan untuk pendaftaran peserta
baru. Ternyata mudah, bisa dikerjakan sendiri dan tidak membutuhkan waktu yang
lama jika kita sudah tahu prosedurnya. Oiya sebelumnya aku telah terdaftar
sebagai peserta mandiri BPJS kelas satu dan saat mendaftarkan anak-anak, aku turun
kelas ke kelas tiga.
Setelah mendaftar, aku harus
melakukan pembayaran yang pertama kali untuk mengaktifkan kartu. Jarak antara
mendaftar dan kartu aktif sekitar 14 hari ya, jadi ada waktu tunggu kurang
lebih dua minggu. Setelah 14 hari, aku mengambil kartu di tempat yang sama, dan
pada hari itu juga langsung bisa digunakan. Malam harinya aku segera melakukan
pemeriksaan ke dokter keluarga yang aku pilih dan mendapatkan surat rujukkan
untuk pemeriksaan kembali ke dokter spesialis bedah anak di Rumah Sakit Nasional
Diponegoro. Dokter lalu memberikan surat perintah rawat inap, dan operasi dapat
dilaksanakan saat aku dan Barra sudah siap.
Seminggu sebelum rawat inap aku
sempat galau ingin naik kelas atau tetap dikelas 3 sesuai yang aku ikuti. Aku mendapatkan
banyak saran dan masukkan untuk tetap mengambil ruang sesuai kelas BPJS
Kesehatan yang aku ikuti saja. Saat rawat inap jika naik kelas bukan hanya
membayar selisih biaya kamar saja, namun jika naik kelas maka selisih biaya
yang dikeluarkan berupa grouping diagnosa atau penyakit yang diderita. Saat itu
aku mendapatkan informasi dari rekan jika kalau ingin naik kelas maka budget
yang dipersiapakan untuk repair
hipospadia sekitar satu juta lima ratus hingga tiga juta rupiah. Wow, besar
juga ya, maka akupun memutuskan untuk tetap di kelas tiga saja.
Hari minggu siang aku mulai
menemani anakku, Barra opname atau
mondok di rumah sakit. Bedah atau
operasi dilaksanakan pada hari Senin dan perawatan pasca operasi
dilakukan selama 3 hari. Selama 4 hari di rumah sakit dan menggunakan
fasilitass BPJS Kesehatan kelas tiga aku merasakan kenyaman dan kepuasaan
dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis dan pihak rumah sakit. Kamar selalu bersih dan wangi, makanan untuk pasien selalu on time, enak dan bergizi. Perawat dan dokter yang menangani anakku juga baik dan cekatan. Jadi jika
ada yang bilang pasien BPJS Kesehatan kelas tiga disia-siakan dan diperlakukan
dengan buruk oleh rumah sakit itu hanya hoax ya teman-teman.
Semoga bermanfaat
Tulisan ini diikutsertakan dalam
program one day one posting Blogger Muslimah Indonesia
Alhamdulillah, mas Barra udah sehat ya.. Pasti sudah kangen sama teman-teman di sekolah ya..
BalasHapusSetuju mbak, sekarang rumah sakit baik yang negeri ataupun swasta banyak yang sudah memperbaiki layanannya kok. Seringkali yang masih mengeluh, karena mereka belum paham prosedurnya. Kalau sudah paham insya Allah, nikmat2 saja pakai BPJS. Aku juga terbantu sekali dengan BPJS, kalau nggak.. lahiran sesar dua Kali entah deh habis berapa :) Alhamdulillah rizkiminallah ya, mbak.
Alhamdulillah ternyata, awal baca saya udah sangka buruk, kirain pelayanannya sebaliknya. Seĺamat ya Mbak, ujiannya udah terlewati 😊
BalasHapusAlhamdulillah semua telah terlampaui y mba hap.. semoga ananda sehat2 selalu.. mba hapsari dan anak2 snantiasa dlm lindunganNYA. aamiin
BalasHapusSemoga Barra sehat terus ya mbaaak
BalasHapusAlhamdulillah sdh selesai dengan layanan yang baik ya :)
BalasHapusBara... Semoga sehat2 terus ya nak
BalasHapusSehat-sehat terus ya dek Barra 😊
BalasHapusAssalamualaikum mb hapsari..saya dng Via..mb, boleh sharing mengenai operasi hipospadia nya? Brp kali saran dokter?
BalasHapusSiang mba.. .saya dgn endah.. Saya jg minta sharing nya mengenai operasi hipospadia.. Trims
BalasHapusbapak ibu yg anaknya hipospadia,ayo gabunhg di group wa khusus hipospadi,,biar bisa saling sharing pengalaman WA +62 812-1512-785 marso
BalasHapusBarra semoga sht sllu..
BalasHapusBlum lma ni ank sy menjalani operasi hipospadia yg ketiga mggunakan bpjs kelas 3 jg alhamdulila..
Dr aakhr thn 2017 sampai saat ni tahapan demi tahapan dilalui..
Alhamdlila operasi yg ketiga udah dilewati pd tgl 29 nov lalu saat nie msi masa pemulihan.
Butuh ekstra perhatian kali ini tdk seperti opersi yg pertama dan yg kedua karna selang pipis nya tdk boleh sampai lepas sampai nanti kontrol sedang ank sy umur 2thn lg msa aktv2nya.
Sedikit berbagi pengalaman saya
Sama..anaku juga udah pernah oprasi hypospadia 2c di Rsab harapan kita..dua x juga pke bpjs..alhmdulillah pelayanan nya sungguh bagus dan memuaskan..dari segi tempat,makanan juga plynan suster atau dokter. Cm hasil dr oprasiny az blum memuaskn msh da kebocoran.rencana bln ni mau kontrol lgi ke Rs..do'ain ya moga lancar d berhasil
BalasHapusBu, mau tanya.. Apa operasi kedua masih bisa pakai bpjs? Anak saya operasi pertama masih bocor, kemungkinan operasi lagi..
HapusCerita anda jadi penyemangat untuk saya, sebentar lagi anak saya mau melakukan operasi hipospadia menggunakan bpjs kls 3... Doa nya ya semoga lancar dan lekas sembuh amiin
BalasHapusalhamdulilah trnyata kasus yg kaya gini bukan pada anak sya aja , alhamdulilah anak sya abis oprasi hiposapadia yg ke satu tinggal dua kali oprasi lagi minta doanya ya buat teman" semua , smoga kita smua slalu di berikan kesehatan aamiin
BalasHapusAnakku umur 18 bulan. Ternyata saya cek klo lg ereksi penisnya bengkok. Dan ketika pipis pun tidak pernah ke atas tp selalu ke bawah seperti bayi perempuan. Apa itu gejala dari hipospadia? Karena ketika lahir dokter tdk pernah bilang kalau ada kelainan
BalasHapusMinta info penanganan setelah operasi hipospadia gmn ya.. krn anak saya jg mengalami hipospadia, saya khawatir dg proses operasinya nanti..
BalasHapusMinta tolong sharing pengalaman menangani anak hypospadia yang telah pulih
BalasHapusKarena anak Saya mengalami infeksi pasca operasi pertama
Sedih rasa'a melihat anak kesakitan saat buang air kecil..
Salamkenal saya juga ibu dari anak penderita hypospedia,yg seminggu lalu telah selesai oprasi pertama,mohon sharing pengalamannya cara perawatan pasca oprasi.
BalasHapusHarus dibersihkan di tutup lukanya, pakai salep hidrogel bu..
HapusSalam kenal semuanya.... , beberapa waktu lalu juga anak baru saja operasi Hipospadia di RS Siloam Asri... dari konsultasi dengan dokter Arry memang biaya operasi hipospadia ini cukup mahal tergantung tingkat kesulitan operasi dan rawat inapnya.. bersyukur yang bisa dicover sama BPJS karena tidak semua asuransi mau menanggungnya... sekedar share untuk biaya operasi kemarin di kelas 2 sekitar 80 jutaan... tetep semangat untuk ibu dan bapak semua...
BalasHapus