Orang tua saya yang mengajarkan pada saya “jika tidak berhutang
maka tidak akan punya barang” suara lirih mbak Eka mengawali sesi pertanyaan pada
acara siang itu. “ Usia pernikahan kami baru 3 tahun dan kami merasa berat
dengan hutang-hutang yang kami tanggung. Saran apa yang bisa Mbak Annisa berikan
kepada saya” kata mba Eka, salah satu peserta workshop Saling Jaya Ibu Berdaya yang
diadakan oleh Asuransi Kitabisa.
![]() |
Bersama mbak Annisa ( berdiri di tengah, berjilbab pink dan baju putih), pembicara dan perencana keuangan sebagai pembicara. |
Saya termasuk beruntung bisa mengikuti workshop ini karena antusias peserta yang sangat tinggi. Workshop sebelumnya telah diadakan di beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Di Semarang tema yang diangkat adalah Financial Planning dan Self Healing : Menata Masa Depan, Merangkul Duka. Workshop ini menghadirkan pembicara seorang perencana keuangan bersertifikasi dan berpengalaman selama 10 tahun sekaligus content creator Annisa Steviani yang akrab dipanggil mbak Annisa.
![]() |
Suasana workshop |
Acara diadakan di hotel Noormans Semarang pada hari Sabtu pagi
18 Januari 2025. Diawali dengan sambutan
dari co founder dan president Kitabisa yaitu mas M. Alfatih Timur. Mas Alfatih menjelaskan
secara singkat bahwa kitabisa merupakan komunitas yang memfasilitasi kebaikkan
yang bersifat reaktif. Menunggu ada kejadian baru membantu. Maka, team kitabisa
memikirkan bagaimana caranya membuat gotong royong yang sifatnya proaktif,
antisipasi untuk menolong sebelum ada kejadian. Dari sinilah lahir asuransi
kitabisa yang mempunyai program saling jaga keluarga. Asuransi saling jaga
keluarga merupakan produk dengan prinsip syariah yang hingga saat ini telah
mempunyai lebih dari 100 ribu anggota dari berbagai daerah.
Mbak Annisa menyampaikan materi “Kelola Keuangan, Persiapkan
Kematian, Tenang Berpulang”. Masa depan itu belum pasti namun kematian itu
pasti, itulah awal kalimat yang disampaikan oleh mbak Annisa. Beberapa hal yang tentang keuangan yang harus
kita persiapkan sebelum ajal menjemput antara lain ;
Daftar harta/akses. Perlu membuat daftar asset seperti memiliki
tabungan, reksa dana, emas, mobil dan rumah
- Lunas utang. Perlu membuat daftar utang seperti utang jangka pendek ( cicilan perabot rumah tangga atau paylatter) dan angsuran rumah ataupun yang lainnya.
- Tunjuk wali. Menunjuk wali untuk memberitahu daftar kekayaan dan utang yang harus diurus saat meninggal dunia.
- Daftar haji. Merupakan salah satu rukun iman bagi seoarang muslim.
- Beli makam dan pengurusan jenazah
- Beli asuransi jiwa
Daftar Harta/akses
Mbak Annisa menjelaskan lebih lanjut bahwa suami istri
sebaiknya berbagai informasi mengenai daftar harta dan daftar utang. Selain itu
perlunya saling berbagi akses rekening pada bank yang dimiliki seperti username
dan password internet banking. Selain itu suami istri perlu terbuka pada
penghasilan dan pengeluaran masing-masing pihak.
Daftar Haji
Sebaiknya kita perlu memprioritaskan mendaftar haji. Jadikan
naik haji merupakan prioritas utama dibandingkan asset. Memang masa tunggu haji
sampai puluhan tahun namun yang penting daftar dulu. Jangan sampai kita sudah
melakukan wisata atau liburan ke berbagai tenpat namun belum mengutamakan
daftar haji. Mbak Annisa memberikan tips bagaimana memulai daftar haji yaitu
dengan
2. Niat awal boleh haji regular dulu
3. Niatkan setiap tambahan penghasilan akan diinvestasikan untuk pos haji ini
4. Berdoa agar jalannya diberi kemudahan.
Membeli Makam
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membeli makam
- 1. Sesuaikan dengan kemampuan
- 2. Anggap sebagai asset
- 3. Pastika ketahanan perusahaannya
- 4. Beritahu keluarga Lokasi serta pihak yang dapat dihubungi.
Membeli Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa mempunyai beberapa keuntungan, yaitu ;
- 1. Biaya kematian. Di salah satu daerah di Indonesia ada budaya atau kebiasaan dimana keluarga yang berduka akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar para pelayat yang datang atau mendoakan.
- 2. Biaya hidup sehari-hari. Ini penting sekali bagi ibu Tunggal yang bekerja di rumah tangga karena setelah suami meninggal maka kehidupan dirinya dan anak-anaknya harus tetap berjalan.
- 3. Melunasi utang. Jika yang meninggal dunia mempunyai utang maka segera dilunasi dan tidak meninggalkan utang
- 4. Dana Pendidikan. Bisa untuk bekerja secukupnya
- 5. Warisan
Beberapa hal yang sudah disampaikan oleh mbak Annisa memang
sangat berbobot dan membuka cara pandang baru. Hal-hal yang belum aku ketahui
maka membuatku ingin belajar lebih jauh terutama tentang membeli asuransi jiwa.
Oiya, pertanyaan di awal tulisan ini tentang menyikap cara berpikir penanya dan mungkin beberapa orang jika tidak berhutang maka nggak akan punya rumah, nggak utang nggak akan punya barang. Mbak Annisa mempunyai seorang sahabat Bernama mbak Nuri dari Bekasi yang kebetulan juga hadir di acara workshop di Semarang ini. Mbak Nuri kebetulan mempunyai pengalaman yang hampir sama dengan penanya. Awalnya mbak Nuri merasa nyaman dengan penghasilan suami yang bekerja dan menempuh pendidikan di Jepang. Namun, kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. Pendapatan suami mbak Nuri berkurang sementara cicilan harus tetap berjalan. Saat itu, yang dipikirkan untuk menjadi jalan keluar adalah menjual asset yang ada. Pilihannya adalah menjual mobil atau menjual rumah. Alhamdulillah ternyata degan berbagai pertimbangan kedua asset laku terjual. Sekarang mbak Nuri tinggal di kontrakan, punya Tabungan, nggak punya utang dan suami dapat melanjutkan kuliah. Inilah pengalaman hidup yang sangat berharga.
Self Healing dan Journaling
Pada workshop kali ini, para ibu juga mendapatkan sesi
jurnaling atau menyadari setiap emosi yang hadir dan mencatatnya. Menulis atau
membuat jurnal merupakan cara penyembuhan diri yang murah dan efektif. Saya
juga membiasakan diri membuat jurnal agar emosi-emosi yang datang dapat
diterima dan tidak dipendam.
Sesi ini saya menulis surat cinta untuk diri sendiri dan
menyadari saya masih sering membuat kesalahan. Masih sering menangis dan
bersedih. Namun semua hal bisa saya sadari dan terima. Dengan harapan, semoga
suatu saat ini bisa semakin kuat dan menemukan banyak kebahagiaan. Rasanya
memang nyaman dan lega bisa meregulasi emosi. Sesi ini disampaikan oleh mbak
Nirasha Darusman dan mbak Mega Annisa dari Grief Talk.Id
Beberapa peserta diminta untuk berbagi cerita tentang apa
yang ditulis. Sayapun juga tunjuk tangan dan maju untuk membagikan perasaan.
Semua ibu mempunyai medan juangnya masing-masing dan di workshop ini semuanya
saling menguatkan.
Terharu dengan cerita Mbak Nuri, Alhamdulillah ya mereka berhasil melalui situasi sulit ini, melunasi semua utang..acaranya bergizi banget..
BalasHapusIkut acara ini sungguh dapat insight luar biasa ya mba, terutama untuk kita mempersiapkan kematian dengan indah
BalasHapusInsight dari Annisa Steviani tentang 6 poin yang mesti dilakukan sebelum kita tiada, sungguh menarik. Bicara kematian nggak boleh baper karena semua bakal ngalamin
BalasHapusSendu banget rasanya ya mbak pas di momen journaling. Udah berusaha enggak nangis, tapi suasana mengharu biru rasanya.
BalasHapusBagus banget ini acaranya, ga heran kalau banyak banget peminatnya yaaa... Materi disampaikan dengan sangat apik oleh Mba Annisa.