Lalu teh Iin melanjutkan dengan perkenalan dan sekilas
tentang profilenya. Pertama kali menulis dan dikirim ke media ( Majalah Gadis)
saat kelas 1 SMA dan mendapat honor 150.000,-. Woww...lumayan besar juga yaa...dorongan
untuk menulis ini didapat dari ayahanda yang seorang advokat dengan mengatakan
“ kamu akan mendapat uang dari hasil kamu sendiri”. Kelas 1 sma apa yang bisa
dihasilkan dari remaja usia belasan tahun, akhirnya teh Iin menulis dan inilah
awal kariernya sebagai penulis terkenal. Beberapa ikut kompetisi selalu jadi
juara sampai tingkat nasional. Dan sekarang beliau mencoba untuk ikut
kompetisi dengan taraf internasional..
woww salutt semoga sukses ya teh...
Lulus SMA, teh iin bekerja sebagai seorang jurnalis dan
kemudian pindah di perusahaan telekomunikasi. Berkat kemampuan menulisnya teh
Iin melonjak kariernya dan dipercaya untuk menulis personal branding beberapa
perusahaan. Tahun 2007 saat akan menikah
teh Iin memutuskan untuk resign dan mendirikan agensi naskah. Padahal saat itu
karier sedang meningkat dan gaji yang besar. Teh Iin tetap yakin bahwa agensi
naskah, yang saat itu masih jarang di Indonesia akan menghasilkan sesuatu yang
besar manfaatnya. Lalu kemudian teh Iin mendirikan IIDB ( Ibu-Ibu Doyan Bisnis)
dan Sekolah Perempuan...Semuanya berkembang dengan cepat. IIDN dan IIDB saat
ini mempunyai anggota 24.000 member.
Menulis itu bukan bakat
tapi sebuah proses. Proses
awal yaitu menulis, menulis dan menulis. Setelah menulis dan dikirim ke
penerbit atau agensi naskah jika diterima akan melalui proses revisi. Setelah
buku tercetak, tugas penulis tidak berhenti sampai disini tapi dengan promosi
buku. * SEMANGKA * Semangat karna Allah J
Tanya-Jawab dengan teh
Iin
·
Jika
mengirim naskah selalu di tolak apakah penulis akan akan di- black list oleh penerbit? -> penulis
tidak akan di black list, justru akan diingat namanya oleh penerbit sebagai
penulis yang selalui ditolak hehe...
·
Mengirimkan
ke penerbit, apakah berupa outline atau naskah utuh? -> setiap penerbit
mempunyai syarat dan ketentuan yang berbeda. Kenali masing-masing penerbit.
·
Bagaimana
cara naskah diterima agensi atau penerbit? -> naskah harus up to date,
seperti misalnya saat ini tema arsitektur bagaimana cara membuat rumah tahan
banjir pasti akan laris J, dan jangan lupa untuk membuat profile diri yang menarik.
Jika ingin membuat buku memasak, jangan katakan kita hanya ibu rumah tangga
saja tapi juga ibu yang hobi memasak dan masakannya disukai oleh keluarga dan
tetangga, jika kita menulis buku arsitek jangan katakan kita hanya ibu rumah
tangga tapi juga kita tergabung dalam komunitas arstiek dll..
·
Mengawali
sebagai seorang penulis yang baik apakah punya beberapa buku antalogi baru buku
solo atau bagaimana? -> tidak ada patokan yang pasti, jika langsung
mempunyai buku solo baru antalogi juga nggak masalah. Memang buku solo menguras
energi dan membuat stress. Nikmati saja prosesnya dan setelah menulis maka akan
ketagihan untuk membuat buku selanjutnya.
·
Teh
Iin mempunyai sekitar 200 to do list yang
harus dikerjakan setiap harinya, apa saja contoh konkritnya agar kita juga
dapat melakukannya? -> teh Iin tanpa asisten, bangun subuh, menyiapkan
sarapan dan mengantar Nanit ke sekolah. Lalu mengerjakan yang ada di daftarnya
seperti menyapa di grup IIDN, memberikan tips menulis di grup, menulis di
kompasiana, colek penerbit, dll semuanya dikerjakan dalam waktu 3 jam saja. Teh
Iin juga membatasi tamu yang berkunjung ke rumah setiap hari menerima 2 tamu
saja
·
Banyak-banyak
membaca atau mendengarkan you tube untuk mendapatkan referensi, setelah itu
tulis dengan bahasa sendiri maka itu adalah ilmu atau pendapat kita sebagai
penulis. Untuk menulis 1 buku maka kita wajib membaca 10 buku.
Posting Komentar
Posting Komentar