Maret 2012 aku mendapatkan kabar Kakak yang selama ini
tinggal di Bali sedang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta. Kakak didiagnosa
terkena kanker usus besar dan diabetes. Deg! Jantung saya terasa berhenti
mendengar kabar itu. Selama ini Mas Rudy-kakak saya itu- bekerja di Bali
sedangkan keluarga berada di Jakarta. Berbincang-bincang melalui telepon dengan
Kakak ipar jika seminggu berada di Rumah Sakit di Bali, mas Rudy akan dibawa ke
Jakarta. Menunggu keadaannya stabil. Selama ini, dalam silsilah keluarga kami
tidak ada yang terkena penyakit diabetes. Ah, bukankah diabetes sekarang bukan
hanya disebabkan faktor diabetes tapi juga gaya hidup. Sedangkan kanker usus
juga yang menyerang bapak hingga di akhir hayat bapak beliau telah menempuh
berbagai pengobatan. Mas Rudy merupakan
pekerja keras. Hari-harinya dihabiskan di kantor dan mess. Jarang olah raga dan
(mungkin) makan juga seadanya, kurang memperhatikan asupan gizi, karena jauh
dari keluarga. Beberapa saudara bergantian menjenguk dan menceritakan bagaimana
keadaan Mas Rudy. Kanker Usus ternyata telah menyebar ke organ vital yang
lainnya seperti ginjal. Saudara yang datang memberikan semangat untuk sembuh. Aku mempunyai firasat lain. Aku berharap dia
akan sembuh dan sehat seperti sedia kala, tapi firasatku tidak dapat aku
tepiskan begitu saja. Aku harus ke Jakarta. Saat itu juga.
Pesan tiket pesawat aku lakukan secara online dengan bantuan
saudara. Tiketku, ibu, suami dan anak-anak sudah siap. Bagi kami-kecuali suami-
ini adalah perjalanan pertama via udara.
Iya, ibu yang berumur 70 tahun baru pertama kali ini “tindak” dengan
pesawat.
Pose dulu sebelum masuk pesawat :-)
Di Bandara Soekarno Hatta- Cengkareng
Deg-degan pastinya. Apalagi Barra saat itu baru berumur 7 bulan.
Tanya-tanya dokter anak tentang bagaimana berpergian menggunakan pesawat.
Beberapa tips yang aku dapatkan dari dokter anak;
1.
Siapkan
makanan yang mudah dijangkau
2.
Siapkan
mainan agar anak tidak bosan dan rewel saat perjalanan
3.
Gunakan
penutup telinga saat landing dan take off, atau susui (jika masih ASI)
karena dengan menyusu akan mencegah telinga berdenging
Karena saya penganut homemade baby food, maka untuk
perjalanan pertama Barra saya mempersiapakan buah siap makan seperti pisang,
alpukat dan kentang kukus.
Berikut tips MPASI dalam perjalanan
1.
Gunakan
bahan-bahan yang ada secaraa lokal
2.
Hindari
membawa makanan kemasan/instan
3.
Pepaya,
mangga, pisang dan jambu merah adalah contoh buah-buahan yang bisa menjadi
bekal atau makanan ringan selama perjalanan. Buah-buahan ini dapat dilumatkan
menjadi pure dengan menggunakan sendok
atau garpu.
4.
Rebus
kacang panjang, buncis atau wortel. Simpan dalam kotak makanan sebagai kudapan
dalam perjalanan.
5.
Untuk
bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat, gunakan perjalanan ini sebagai
kesempatan untuk berpetualang mencoba makanan khas lokal. Tentu saja harus
memastikan makanan tersebut sudah dimasak dan bersih ya ( Sumber : Buku Catatan
Ayah ASI).
Tidak terlalu repot karena Barra tidak pilih-pilih makanan
dan masih menyusu. Alhamdulillah Barra enjoy dengan penerbangan pertamanya.
Semarang – Jakarta kami tempuh hanya dengan waktu 45 menit, tapi alamak dari
Bandara Cengkareng menuju rumah sakit di JakartaTimur kami perlu waktu
selama2,5 jam. Benar kata pepatah hidup di jakarta, menua di jalan...
Sampai di rumah sakit, aku melihat keadaan Mas Rudy yang tampak lemah. Senarnya sudah lebih baik, daripada
sebelumnya. Kaki yang awalnya bengkak sekarang sudah kelihatan normal dan tidak
kuning lagi.
Sebelum pamit pulang, aku cium pipi kakakku...Itulah
pertemuan terakhirkku dengan Mas Rudy. Beberapa hari kemudian keadaannya
semakin melemah dan dirawat di ICU hingga akhirnya meninggal dunia.
Sangat bermanfaat :)
BalasHapusMari berkunjung juga ke Berwisata di Bawah Bayang Syariat http://bairuindra.blogspot.com/2014/03/berwisata-di-bawah-bayang-syariat.html?showComment=1395825407620 Tks ya :)
MPASI tetap ya walaupun dalam perjalanan,,,benar2 sayang anak,,salut,,,
BalasHapussaya jd ingat pertama kali naik si burung beso pas ke Bali, deg2an, nervous, rasanya keringat dingin.. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, semoga amal ibadah beliau diterima disisiNya :) amiin
BalasHapuspertama kali nadia naik pesawat aku juga ribet gitu mak, umurnya juga 7 bulan, tapi alhamdhulilah semua baik2 aja :)
BalasHapusmakasih ya, sudah terdaftar sebagai peserta :)
Duh, jadi ikutan sedih baca endingnya. Semoga Mas Rudi diampuni segala dosanya dan ditinggikan semua amal kebaikannya.
BalasHapusAku blm pernah bawa anak naik pesawat Mak, jadi enggak ngerasain hebohnya persiapanmu itu. Angkat semua jempol utkmu Bubu Bara ;)
Terima kasih sudah ikut meramaikan GA Unforgettable Journey ini. Good luck :)
Endingnya bikin mewek mbak :(
BalasHapus